Sunday, October 1, 2023

Hijab di Dunia Pendidikan Turki: Pengalaman pribadi melamar pekerjaan di Turki

Ini murni cerita pribadi saya, saya mahasiswa akhir S2 PGPAUD di TUrki (Adana), karena ada keinginan untuk melajutkan S3 di Turki saya mencoba keberuntungan melamar pekerjaan sebagai seorang guru bahasa inggris di sekolah swasta di Turki, saya kuliah S2 dengan beasiwa, dan dari hasil penelitian saya pemerintah Turki tidak membuka lagi beasiswa untuk jurusan PGPAUD jenjang S2 dan S3 sejak tahun lalu, jadi saya berfikir kalau saya bisa mencari pemasukan sendiri mungkin saya bisa melanjutkan S3 disini, karena uang pertahun kuliah S2/s3 dikampus saya lumayan murah 8,200Tl atau sekitar Rp. 4.634.480.(oktober-2023). 

 FYI sekolah swasta di TUrki memang menyasar orang asing untuk menjadi guru bahasa asing alih-alih dianggap sekolah bertaraf Internasional. saya pernah ditawarkan sekali oleh dosen pembimbing saya disekolah mahasiswanya, saya sempat wawancara tapi gagal, alasannya disekolah tersebut sudah ada guru berkebangsaan asing, mereka tidak bisa menerima lebih dari satu guru berbangsa asing (sekitar akhir 2022). pada agustus 2023 saya mencoba keberuntungan lagi untuk kesekian kalinya, kali ini sahabat saya yang menawarkan, posisi ini ditawarkan kepadanya, tetapi karena dia merasa saya layak maka dia meminta saya yang maju untuk wawancara (saya tidak memasukkan cv). sahabat saya mengantarkan saya kesekolah, dia menjelaskan kepada pihak sekolah bahwa saya lebih cocok untuk posisi ini karena background saya adalah pendidikan, kepala sekolah menatap kami dan berkata "kapalı öğretmen sıkıntı var" kurang lebih sekolah mereka tidak menerima guru yang berhijab. bahkan mereka tidak mewawancarai kami, langsung saja menjudge dan mempersilakan kami pulang. 

Selanjutnya saya pernah melamar beberapa posisi sebagai guru bahasa inggris di TK melalui aplikasi mencari kerja (saya tidak memasang photo di aplikasi tersebut), suatu hari saya dipanggil untuk wawncara ke TK, namun karena saya sangat sibuk saya mengatakan saya bisa datang dilain hari, lalu mereka meminta saya mengirimkan CV dan no hp saya. setelah saya kirimkan CV saya (ada photo saya) mereka tidak pernah menghubungi saya kembali. lalu suatu hari saya melihat review sekolah tersebut di google map, seorang warga turki menuliskan kekecewaanya, karena pada saat ia melamar pekerjaan kesekolah tersebut, pihak sekolah mengatakan mereka memiliki aturan tidak boleh memakai hijab karena anak-anak takut (padahal orangtua anak2 juga sudah banyak yang berhijab). Ia diminta memakai wig atau membuka hijabnya didalam ruangan. darisana saya tahu kenapa sekoalh tersebut tidak memanggil saya kembali, dan begitu banyak CV yang saya sebar juga dan tidak ada satupun feedback juga mungkin karena saya berhijab. 

Saya tahu jelas negara ini adalah negara sekuler yang memisahkan agama dengan kegiatan sehari2, namun alangkah baiknya mereka menjelaskan dengan kata-kata yang baik mengenai penolakan mereka terhadap guru berhijab, karena bagaimana bisa sekolah mengajarkan sikap toleransi dan saling menghargai jika seorang kepala sekolah saja tidak bisa menghargai orang lain. Saya pernah mengajar disekolah yang pemiliknya adalah non muslim muridnyapun banyak yang non muslim, pernah mengajar di Filipina dengan kondisi saya yang berhijab dan penduduk sekitar yang 99.99% non muslim, tapi mereka tidak pernah mendiskriminasi dengan tindakan ataupun kata-kata, bahkan di filipina kami ditanya makanan apa yang bisa dan tidak bisa kami makan agar mereka bisa menyiapkan makanan halal pada kami, mereka mengosongkan sebuah ruangan untuk tempat kami sholat dan mengeluarkan sebuah atribut yesus kristus.

Sekali lagi penampilan tidak mendeskripsikan kemampuan seseorang. ada kok dibeberapa sekolah yang gurunya memakai hijab, baik swasta maupun negeri, mungkin sekolah negeri lebih banyak karena mereka masuk jalur CPNS, mungkin saya lagi apes saja ketemu sekolah yang sekuler. kesimpulannya di Turki memang sudah banyak yang memekai hijab, cuma memang dibeberapa tempat dan sebagian orang nilai sekuler itu masih sangat kuat sekali. 


Akhirnya dari sekian banyak sekolah yang saya apply saya diterima disebuah kursus bahasa inggris, part time, lumayan lah mereka tidak mempermasalahkan saya berhijab, banyak anak-anak dari sekolah top les ditempat kami, ya okelah sekolah menolak saya karena alasan berhijab, lalu orangtua mengirimkan anak-anak ketempat les dan kembali bertemu saya, memang rezeki tidak kemana2.